seumpama kata
kita susup dalam makna
dari kedalaman matamu derita pun lesup. di tengah
kesunyian menghawahidup
abadabad yang bisu meninggalkan kalender. menjauh dari angkaangka
sejumlah luka dipaketkan hujan tiap desember
bagai musafir yang rindu rindang pohon. aku berlindung dari teduh matamu
dari segala godaan terik dan hirukpikuk. kutukdemikutuk pemuja kuasa
memanjang sesaknya jalanan kota
sebab di kota macam ini apa yang dicari pengembara selain waktu ketika
sepi bersitaut puisi. kepulangan paling dekat melampaui jarak hati kekasih
dan kelindan perasaan
aku berteduh di rindang keluhuranmu. aku berlindung dari payung puisimu
yang meluruhkan sepi saat bayangan maut menghampiri
penyair yang ingin berakhir sebagai martir
seumpama kata. kita terpenggal makna.
matamu. kapak es yang memecah lautan beku dalam diriku
Krapyak, 2016
kita susup dalam makna
dari kedalaman matamu derita pun lesup. di tengah
kesunyian menghawahidup
abadabad yang bisu meninggalkan kalender. menjauh dari angkaangka
sejumlah luka dipaketkan hujan tiap desember
bagai musafir yang rindu rindang pohon. aku berlindung dari teduh matamu
dari segala godaan terik dan hirukpikuk. kutukdemikutuk pemuja kuasa
memanjang sesaknya jalanan kota
sebab di kota macam ini apa yang dicari pengembara selain waktu ketika
sepi bersitaut puisi. kepulangan paling dekat melampaui jarak hati kekasih
dan kelindan perasaan
aku berteduh di rindang keluhuranmu. aku berlindung dari payung puisimu
yang meluruhkan sepi saat bayangan maut menghampiri
penyair yang ingin berakhir sebagai martir
seumpama kata. kita terpenggal makna.
matamu. kapak es yang memecah lautan beku dalam diriku
Krapyak, 2016
Karya: Achmad Sabil (Sabila Anjangsana)
Rujukan:
- Disalin dari file Achmad Sabil
- Pernah tersiar di koran "Fajar" Makassar, Minggu 17 Januari 2016