Sajak di Pendakian Langit
(Untuk: Cak Nun)/1/
Sampah-sampah di lautan kata berserak, sedang anak-anak amnesia tabah berenang di bentangnya. Mereka menemukan panci dan Hp Iphone merek lama, yang masih bisa dipakai ibu menanak nasi, dan menghubungi sanak keluarga yang tinggal di rentang jauh, entah di mana.
/2/
Kita lelah, dan tangan-tangan ini gemetar, matamu memerah dan muncul separuh lembah di pelupuknya. Tiap malam merajut bayang-bayang sendiri yang kian hari kian pudar, menjelma awan-awan kelam, lalu tiba meniada segala.
/3/
Sambil membawa sejumput pertanyaan-pertanyaan, aku berlari hingga di ujung senja, urat-urat betisku ciut dan kulitku mengerut. Jelang shubuh sambil mengatur sesak yang penuh di dada, kuinjak-injaki kembali dengan birahi segala yang kuketahui dan dengan penuh seluruh kutanggalkan diriku di bibir pintumu. tetapi aku merasa belum sampai, tetapi aku merasa masih tak mampu menggapaimu.
Di kota rahasia-25 mei- 2017
Alaf, di Mata Seorang Pendoa
/1/
Tepat tengah malam, tokoh-tokoh di Rahim ibu suda htutup. Para bayi tak ingin lahir, mereka tahu jika lahir mereka akan saling beradu mata dengan sesaudara, pisau penunggu bercak darah di bilah, naluri hewani purba di dada.
/2/
Ada saatnya beras, ikan hasil tangkapan tetangga, atau petuah-petuah moyang telah habis di lahap kemarau panjang, dan kita tak punya apapun lagi untuk dibagi, kecuali siasat ular adam yang aral juga martabat kemanusiaan yang menenggelamkan diri, di sisi teluk mercusuar tua, sambil menunggu badai kemaruk tiba.
/3/
di suatu shubuh, kulihat mata air ke luar dari kepalamu, raib seperti kabut alun-alun selatan senyum kekasih pemalu dan peragu, dekat-dekat ini baru kutahu, itu Suara-suara Tuhan yang berkelindang di urat-urat bumi. Aduh celaka, dekat-dekat ini juga baru kutahu, suara-suara itu jadi soundtrack lagu dangdut, di cafe pinggiran kota.
Kamis, 04 mei 2017
Karya : Jusiman Dessirua*
*Jusiman Dessirua, lahir di sebuah kampung kecil bernama Kajang, kabupaten Bulukumba, nama FB Jusiman Dessirua, studi strata satu di Universitas Negeri Makassar. Aktif dalam lembaga kemahasiswaan Bestra. Suka berlama lama dengan kopi dan beberapa buku.
Rujukan:
- Disalin dari karya Jusiman Dessirua
- Pernah tersiar di Harian FAJAR Edisi 11 Juni 2017