Bunga layu di malam pertama
Kau sayu di atas pangkuan purnama
“Kita akan pulang,” katamu. Aku pulang ke mana?
Tak ada tujuan yang menanti kepulanganku
Olehnya itu, kota kau geser kepangkuanmu
Kota itu hujan, dan kau meregang
Perasaanku kalut, kulitku terselimut kabut tegang
Aku menjadi taman untuk matamu yang layu,
Kau menjanji teman untuk kataku yang sayu.
Olehnyaitu, kau pindahkan kota di antara dua(bukit) rongga dadamu.
(2016)