sendirinya. Kalau saja sinyalnya redup, matilah
sudah. Harapan yang dulunya terang seketika
berubah menjadi asing. Tanpa amanat!
Laksana api-merah yang menyelimuti sang
calon. Sedang di sekelilingnya ada angin yang
mendinginkan suhunya. Lalu, mengapa ia tak
pernah lelah bersuara?
Tak seperti binatang. Bahkan ia adalah
hewan. Yang kadang menghilang ketika media
menyatakannya bersalah. Ia katanya tak bisa
dijadikan pantun, apalagi puisi.
Kalaupun itu adalah suaramu. Semoga bukan
berasal dari kerongkonganmu.
Sebab kau tak
pernah diraba sekalipun. Jangan
pernah kau menyegel suaraku.
Sebab terdengar sekali saja, maka suaraku tak
akan pernah berdering kembali. Karena telah
ditakdirkan untuknya: akan menjadi pemenang
abadi dalam kesenyapan para suara.
2015
Karya: M Galang Pratama
Rujukan:
- Disalin dari Notes Facebook Galang Pratama Muhammad
- Pernah tersiar di Koran Fajar Makassar, 28 Februari 2016