Puisi-Puisi Harian Fajar, 14/5/2017



Puisi


  • ARHAM TAHEER



Tentang Hal-Hal Palsu




Hal-hal palsu telah tumpah ruah

di jalanan. Suara klakson menjelma

sapaan baru dari jemari kesibukan.



Orang-orang gemar berfoto memperlihatkan

kebahagiaan keluarga mereka. Mereka tak sepenuhnya

bahagia sebab mengabaikan penderitaan

tetangga-tetangga mereka.



Kabut di udara juga palsu. Terbuat dari

hutan yang terbakar. Membakar kesenangan

anak-anak yang sedang mengejar kumbang sagu.



Tayangan televisi dihiasi hal-hal palsu.

Artis mengenakan air mata palsu.

Di belakangnya hujan menderas palsu.



Kadang, kapurung yang kusantap juga palsu.

Orang-orang membuatnya dari tepung kanji.

Namun, ibuku enggan memalsukannya.

Kata ibu, ia tidak ingin perempuan mencintaiku

dengan cinta yang palsu.



Satu-satunya hal palsu yang kucintai:

gigi palsu ayahku.




Tebu Dan Gula



Tentu kau tahu,

apa yang tepat kau lakukan saat ini

pada secangkir kopiku

apakah mencampurnya dengan tebu atau gula.




  • ASHARI RAMADANA T


Mengingat Kau


dalam perjalanan pulang dari Pettarani

menuju Losari, ketika langit berganti

warna, aku mengingat kau.



kau kemacetan;

riuh tak terhindarkan.

kau lampu-lampu jalan;

keberanian-keberanian

yang tabah dan teratur.

kau pohon-pohon;

dijauhkan,

dimusnahkan kota.


aku berusaha menjatuhkan

kau berkali-kali.


kau tumbuh subur seperti akar

merusak jalan yang tak dibangun

sungguh-sungguh oleh pemerintah.

seperti itu kausentuh seluruh mata air

dalam diriku.


untuk melupakan kau, aku

harus musnah lebih dulu.




Selisih



andai kaukalah, aku

pasti menyerah.





Rujukan :
  1. Ditulis ulang dari Karya Arham Taheer dan Karya Ashari Ramadana T
  2. Pernah tersiar di Rubrik Budaya Harian FAJAR, Edisi 14/5/2017


IG: @koranmgp