Puisi
- ARHAM TAHEER
Tentang Hal-Hal Palsu
Hal-hal palsu telah tumpah ruah
di jalanan. Suara klakson menjelma
sapaan baru dari jemari kesibukan.
Orang-orang gemar berfoto memperlihatkan
kebahagiaan keluarga mereka. Mereka tak sepenuhnya
bahagia sebab mengabaikan penderitaan
tetangga-tetangga mereka.
Kabut di udara juga palsu. Terbuat dari
hutan yang terbakar. Membakar kesenangan
anak-anak yang sedang mengejar kumbang sagu.
Tayangan televisi dihiasi hal-hal palsu.
Artis mengenakan air mata palsu.
Di belakangnya hujan menderas palsu.
Kadang, kapurung yang kusantap juga palsu.
Orang-orang membuatnya dari tepung kanji.
Namun, ibuku enggan memalsukannya.
Kata ibu, ia tidak ingin perempuan mencintaiku
dengan cinta yang palsu.
Satu-satunya hal palsu yang kucintai:
gigi palsu ayahku.
Tebu Dan Gula
Tentu kau tahu,
apa yang tepat kau lakukan saat ini
pada secangkir kopiku
apakah mencampurnya dengan tebu atau gula.
- ASHARI RAMADANA T
Mengingat Kau
menuju Losari, ketika langit berganti
warna, aku mengingat kau.
kau kemacetan;
riuh tak terhindarkan.
kau lampu-lampu jalan;
keberanian-keberanian
yang tabah dan teratur.
kau pohon-pohon;
dijauhkan,
dimusnahkan kota.
aku berusaha menjatuhkan
kau berkali-kali.
kau tumbuh subur seperti akar
merusak jalan yang tak dibangun
sungguh-sungguh oleh pemerintah.
seperti itu kausentuh seluruh mata air
dalam diriku.
untuk melupakan kau, aku
harus musnah lebih dulu.
Selisih
andai kaukalah, aku
pasti menyerah.
Rujukan :
- Ditulis ulang dari Karya Arham Taheer dan Karya Ashari Ramadana T
- Pernah tersiar di Rubrik Budaya Harian FAJAR, Edisi 14/5/2017
IG: @koranmgp