Adalah senyum berulang-ulang menafsir
jejak bagi keteduhan. berenang di perahu
sejoli takdir yang karang. ia madu pelipur
tempat disembunyi luka yang langu
Masih mengibas selendang gemulai,
mengenang pelayaran yang sabung
jentera panjang gelombang
dan lidah amuk badai
Semata senyum yang bisa menyimpan kalut,
gerigi-gerigi tikaman, retina yang selamanya
hujan. ia ibarat pendulum nan setia
mengkhidmati ombang-ambing bahteranya
Dengan senyum; Ia pecinta purna yang utuh
Perawat derai-derai hujan air mata
menjalani getas ijab digaris suratan ombak
bak misteri ganas lanun samudra
rumah karang-karang runcing
mesti dijalani setabah-tabahnya.
Makassar, 25 Maret 2016
Karya: Lia Zaenab Zee
Rujukan :
- Disalin dari file Lia Zaenab Zee
- Pernah tersiar di Koran Fajar Makassar, 08/05/2016