Tanggal-tanggal pantang luruh dari purnama
dan matamu mereka kekal di sana, mereka
berlarian di kepalamu, membentuk hal-hal
yang membangun masa lalu
untuk masa depanmu,
Kau mengingat tanggal saat kita pertama
saling tatap, saat hujan jatuh paling mula
di matamu, saat lilin dinyalakan dalam perayaan
hidupmu, saat bahagia dan duka menjadi satu,
dan saat orang-orang datang dan pergi
sambil membawa banyak tawaran seperti
mendung yang menjanjikan hujan
-tapi sebetulnya tidak pernah turun.
Semua tanggal dengan mudahnya
mukim di ingatanmu.
Mungkin satu-satunya tanggal yang tidak
akan kauingat adalah tanggal kematianku
nanti, atau tanggal saat Tuhan memanggilmu
pulang karena cintanya melebihi cinta apapun
dan siapapun.
Tapi, pada suatu nanti yang tidak lama lagi,
kau akan mengingat tanggal saat rintik
kembali basahi hati di muara musim kering.
Kita akan duduk di satu beranda, menikmati
kopi yang kaubuat sambil menulis puisi.
(Desember 2015)
Karya: Andi Batara Al-Isra
Rujukan:
dan matamu mereka kekal di sana, mereka
berlarian di kepalamu, membentuk hal-hal
yang membangun masa lalu
untuk masa depanmu,
Kau mengingat tanggal saat kita pertama
saling tatap, saat hujan jatuh paling mula
di matamu, saat lilin dinyalakan dalam perayaan
hidupmu, saat bahagia dan duka menjadi satu,
dan saat orang-orang datang dan pergi
sambil membawa banyak tawaran seperti
mendung yang menjanjikan hujan
-tapi sebetulnya tidak pernah turun.
Semua tanggal dengan mudahnya
mukim di ingatanmu.
Mungkin satu-satunya tanggal yang tidak
akan kauingat adalah tanggal kematianku
nanti, atau tanggal saat Tuhan memanggilmu
pulang karena cintanya melebihi cinta apapun
dan siapapun.
Tapi, pada suatu nanti yang tidak lama lagi,
kau akan mengingat tanggal saat rintik
kembali basahi hati di muara musim kering.
Kita akan duduk di satu beranda, menikmati
kopi yang kaubuat sambil menulis puisi.
(Desember 2015)
Karya: Andi Batara Al-Isra
Rujukan:
- Disalin ulang dari karya Andi Batara Al-Isra
- Pernah tersiar di koran "Fajar" Makassar, Minggu 10 Januari 2016